Minggu, 25 Desember 2011

GERAKAN-GERAKAN DALAM PERSALINAN (GERAKAN CARDINAL)

1. Turunnya Kepala
• Masuknya kepala dalam PAP.
Pada primigravida sudah terjadi bulan terakhir dari kehamilan tetapi pada multipara biasanya baru terjadi pada permulaan persalinan. Masuknya kepala ke dalam PAP biasanya dengan sutura sagittalis melintang dan dengan fleksi yang ringan. Kalau sutura sagittalis dalam diameter antero posterior dari PAP, maka masuknya kepala tentu lebih sukar, karena menempati ukuran yang terkecil dari PAP.

• Majunya kepala.
Pada primigravida majunya kepala terjadi setelah kepala masuk ke dalam rongga panggul dan biasanya baru mulai pada kala II. Pada multipara sebaliknya majunya kepala dan masuknya kepala dalam rongga panggul terjadi bersamaan.
Majunya kepala ini bersamaan dengan gerakan-gerakan yang lain ialah fleksi, putaran paksi-dalam dan extensi. Yang menyebabkan majunya kepala ialah :
a. Tekanan cairan intrauterin.
b. Tekanan langsung oleh fundus pada bokong.
c. Kekuatan mengejan.
d. Meluruskan badan anak oleh perubahan bentuk rahim.

• Fleksi.
Dengan majunya kepala biasanya juga fleksi bertambah hingga ubun-ubun kecil lebih rendah dari ubun-ubun besar. Keuntungan dari bertambahnya fleksi ialah bahwa ukuran kepala yang lebih kecil melalui jalan lahir : diameter suboccipito bregmatica (9,5 cm) menggantikan diameter suboccipito frontalis (11 cm).
Fleksi ini disebabkan karena anak didorong maju dan sebaliknya mendapat tahanan dari pinggir PAP, serviks, dinding panggul atau dasar panggul. Akibat dari kekuatan ini telah terjadinya fleksi karena moment yang menimbulkan fleksi lebih besar dari moment yang menimbulkan defleksi.

• Putaran paksi dalam.
Ialah pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan memutar ke depan ke bawah symphysis. Pada presentasi belakang kepala bagian yang terendah ialah daerah ubun-ubun kecil dan bagian inilah yang akan memutar ke depan ke bawah sympysis.
Putaran paksi dalam tidak terjadi tersendiri, tetapi selalu bersamaan dengan majunya ke Hodge III, kadang-kadang baru setelah kepala sampai di dasar panggul. Sebab-sebab putaran paksi dalam :
a. Pada letak fleksi, bagian belakang kepala merupakan bagian terendah dari kepala.
b. Bagian terendah dari kepala ini mencari tahanan yang paling sedikit terdapat sebelah depan atas dimana terdapat hiatus genitalis antara m.levator ani kiri dan kanan.
c. Ukuran terbesar dari bidang tengah panggul ialah diameter antero posterior.

• Extensi.
Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai di dasar panggul, terjadilah extensi atau defleksi dari kepala. Hal ini disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan dan atas, sehingga kepala harus mengadakan extensi untuk melaluinya. Kalau tidak terjadi extensi, kepala akan tertekan pada perineum dan menembusnya. Pada kepala bekerja dua kekuatan, yang satu mendesaknya ke bawah dan satunya disebabkan tahanan dasar panggul yang menolaknya ke atas. Resultantenya ialah kekuatan ke arah depan atas.

• Putaran paksi luar.
Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar kembali ke arah punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam. Selanjutnya putaran dilanjutkan hingga belakang kepala berhadapan dengan tuber ischiadicum. Gerakan yang terakhir ini adalah putaran paksi luar yang sebenarnya dan disebabkan karena ukuran bahu (diameter bisacromial) menempatkan diri dalam diameter antero posterior dari PBP.

• Expulsi.
Setelah putaran paksi luar bahu depan samapai di bawah sympysis dan menjadi hypomochlion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu depan menyusul dan selanjutnya seluruh badan anak lahir searah dengan paksi jalan lahir.

Sabtu, 17 September 2011

TEORI YANG MEMPENGARUHI MODEL KEBIDANAAN DAN MODEL KONSEPTUAL DALAM ASUHAN KEBIDANAN

A. TEORI YANG MEMPENGARUHI MODEL KEBIDANAAN
TEORI REVA RUBIN
Reva Rubin adalah seorang perawat bidan di USA. Rubin mengembangkan teori tentang kesehatan ibu dan anak khususnya ibu bersalin.
Tujuan Rubin adalah mengidentifikasi bagaimana seorang wanita mencapai peran menjadi seorang ibu beserta intervensi-intervensi yang memungkinkan menimbulkan efek negatif.
Rubin menyimpulkan usaha-usaha wanita selama hamil bertujuan untuk:
a) Memastikan keselamatan,kesejahteran diri dan bayinya.
b) Memastikan penerimaan masyarakat.
c) Penentuan gambaran dan identitas diri.
d) Mengerti tentang arti memberi dan menerima.

Tujuan perawatan selama kehamilan dan setelah persalinan di jelaskan lebih lanjut oleh JOSTEN (1981)sebagai berikut:
a) Menastikan kesehatan dan keselamatan secara fisik diri dan bayi.
b) Penerimaan masyarakat terutama orang-orang yang sangat berarti bagian
Keduanya.
c) Kedekatan dengan bayi.
d) Pemahaman tentang banyak hal bagaimana menjadi ibu.


Tiga aspek identitas peran ibu (Rubin, 1981) :
a) Ideal image,di dalam nya menyangkut hal-hal ,kegiatan yang berkaitan dengan bagaimana seharusnya menjadi ibu.
b) Gambaran diri (self image) di gunakan oleh wanita untuk menggambarkan tentang keadaan diri ny.Gambaran diri seorang wanita adalah bagaimana seorang wanita tersebut memandang dirinya sebagai bagian dari pengalaman
c) Gambaran tubuh (Body image) berhubungan dengan peran fisik dan perubahan –perubahan spesifik lainnya yang terjadi selama kehamilan dan masa setelah melahirkan .

Menurut Rubin (1967)identitas ibu di capai melalui proses TAKING IN, TAKING ON dan LETTING GO.

Ada 5 langkah yang melekat dalam pencapaian gambaran wanita terhadap dirinya, yaitu:
a) Mimicry (Meniru)
b) Role Play (Bermain Peran)
c) Fantasy (Membayangkan Peran)
d) Introjection – projection- rejection (Wanita membedakan model-model yang sesuai dengan pendapatnya)
e) Grief Work
Taking On di dalamnya adalah kegiatan mimicry (meniru) dan role play (bermain peran). Taking in meliputi kegiatan berfantasi sehingga pada fase ini ibu tidak hanya meniru tetapi sudah mulai membayangkan peran kepada tahap sebelumnya. Introjection-projection-rejection merupakan tahap membedakan model-model yang sesuai dengan pendapatnya. Letting Go merupakan tahap mengingat kembali proses dan aktivitas yang sudah di lakukannya.
Rubin (1961) juga menyebutkan bahwa periode post partum juga menyebabkan stress emosional pada ibu baru, bahkan lebih meyulitkan bila terjadi perubahan fisik yang hebat. Faktor-faktor yang mempengaruhi suksesnya masa transisi ke masa menjadi orang tua pada masa post partum adalah sebagai berikut:
a) Respond an dukungan dari keluarga dan teman
b) ubungan dari pengalaman melahirkan
c) Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lalu (sebelumnya)
d) Pengaruh budaya
Hal senada juga di sampaikan juga oleh martell dan Mitchell (1984) yang menyatakan bahwa tahapan yang terjadi pada periode post partum ini adalah taking in dan Taking Hold. Rubin (1961) menjelaskan bahwa tahapan yang terjadi hamper sama dengan tahapan antenatal.

TEORI RAMONA T MERCER
Mercer adalah seorang perawat yang sangat “concern” terhadap proses persalinan (Marriner-Tomey, 1989). Ia bekerja dengan pengaruh besar dari Reva Rubin yang merupakan Professor keperawatan maternitas pada universitas program doktoral Mercer melaksanakan studinya. Sejak tahun 1988 Mercer telah menerbitkan 4 buku,dan lebih dari 55 artikel.
Mercer seperti di tulis Chalmers et all (1981) juga menjelaskan dukungan selama hamil akan member perubahan baik pada keadaan berikut:
a. keterbatasan seseorang
b. kurangnya dukungan social
c. minimnya “self esteem” diantara para ibu
Ada 2 pokok pembahasan dalam teori Mercer yaitu:
1. Efek stress Antepartum
2. pencapaian peran ibu


Tujuan pembahasan Mercer adalah member dukungan selama hamil untuk mengurangi efek lemah nya lingkungan dan dukungan social serta kurangnya kepercayaan diri ibu.
Mercer menemukan 6 faktor yang mempunyai hubungan dengan status kesehatan yaitu:
a. Hubungan interpersonal
b. Peran keluarga
c. stress antepartum
d. dukungan social
e. Rasa percaya diri
f. Penguasaan rasa takut,keraguan dan defresi.

Mercer melihat menjadi seorang ibu tidak hanya pribadi wanita yang menjadi ibu,tetapi ia juga melihat kesulitan-kesulitan yang dihadapi ibu dalam melaksanakan peran ibu. Oleh karena itu peran ibu dan partisipasi suami/pasangan sangat penting untuk menyakinkan dan memberi penghargaan terhadap peran baru ini.
Wanita dalam pencapaian peran ibu dipengaruhi oleh factor-faktor:
a. Faktor ibu meliputi umur ibu dalam melahirkan,persepsi ibu terhadap pengalaman melahirkan,dukungan social,konsep diri,sikap terhadap membesarkan anak dan status kesehatan ibu.
b. Faktor bayi meliputi temperamen dan kesehatan bayi.
c. Faktor-faktor lain meliputi latar belakang keluarga.
Mercer mengidentifikasikan adanya 4 faktor pendukung dalam hal dukungan social yaitu:
1. Emosional yaitu perasaan mencintai,perhatian,rasapercaya dan perhatian.
2. informational yaitu membantu individu untuk menolong dirinya sendiri dengan memberikan informasi yang berguna dan berhubungan dengan masalah dan atau situasi.
3. physical yaitu pertolong yang langsung seperti membantu merawat bayi atau dapat juga berbentuk memberikan dukungan dana.
4. Apparaisal yaitu informasi yang menjelaskan tentang peran dirinya,bagaimana ia menampilkannya dalam peran. Sehingga hal ini memungkinkan mampu mengevaluasi dirinya sendiri yang berhubungan dengan penampilan peran orang lain.
TEORI EMESTINE WIEDDENBACH
Wiedenbach adalah seorang nurse-midwife yang juga teoris di bidang keperawatan. Ia berkualifikasi sebagai perawat pada tahun 1925, dan menjadi nurse-midwife pada tahun 1946. Salah satu karya besarnya adalah kolaborasi filsuf Dickoff dan James tahun 1960 (Dickoff et all, 1992a and b ) ketika ia menjadi mahasiswa di Yale university school of nursing.
Konsep yang luas menurut wiedenbach (1967) yang nyata ditemukan dalam keperawatan :
1. the agents
Empat elemen dalam “cliinical nursing “ yaitu: filosofi, tujuan, praktik dan seni. Selain itu juga ditemukan tiga poin dasar dalam filosofi keperawatan/kebidanan yaitu :
a. menghargai atas kehidupan yang diberikan.
b. menghargai suatu kehormatan, otonomi, individualism pada setiap orang lain .
c. resolusi dalam menerapkan dinamisasi terhadap orang lain (Releigh,1989)
2. the repicient
Perawat atau bidan memberikan interfensi pada individu di sesuaikan dalam kondisi dan kebutuhan masing-masing
3. the goal/purpose
Konsep weiddenbach tujuan akhir dari perawat “sebuah ukuran atau tindakan yang diperlukan dan diinginkan seorang dan berpotensi untuk merubah atau memperpanjang kemampuan tersebut untuk mengatasi keterbatasannya.



4. The means
Untuk mencapai tujuan dari asuhan kebidanan Wiedenbach menentukan beberapa tahap yaitu:
a. Identifikasi kebutuhan klien
b. Ministrastion yaitu memberikan dukungan dalam pencarian pertolongan yang di butuhkan.
c. Validation yaitu bantuan yang diberikan sungguh merupakan bantuan yang di butuhkan oleh klien
d. Co-Ordination adalah ketenangan yang direncanakan untuk memberikan bantuan.

Dalam pencapaian tujuan ini seorang bidan memerlukan pengetahuan, keadilan dan keterampilan. Untuk mencapai tujuan dari asuhan kebidanan Wiedenbach menentukan beberapa tahap yaitu:
a. Identifikasi kebutuhan klien
b. Ministration/ memberikan dukungan dalam mencari pertolongan yang di butuhkan.
c. Validation bantuan yang diberikan sungguh merupakan bantuan yang dibutuhkan
d. Co-Ordination adalah ketenangan yang direncanakan untuk memberikan bantuan.

Untuk mengoptimalkan tersebut diperlukan pengetahuan, keadilan, dan keterampilan. Metode untuk mencapai tujuan asuhan kebidanan ada 4 tahapan:
a. Identifikasi kebutuhan klien, memerlukan keterampilan dan ide
b. Memberikan dukungan dalam mencapai pertolongan yang dibutuhkan
c. Memberikan bantuan sesuai dengan kebutuhan
d. Mengkoordinasi tenaga yang ada untuk memberikan bantuan.

TEORI ELLA JOY LEHRMAN
Teori ini berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lehrman. Dalam teori ini Lehrman menginginkan agar bidan dapat melihat semua aspek praktik memberikan asuhan pada wanita hamil dan memberikan pertolongan pada persalinan. Macintyre (1980) menurut Lehrman menyelidiki bahwa pelayanan antenatal menunjukan perbedaan antara prosedur administrasi yang dibedakan dengan manfaat antenatal dan jenis pelayanan yang dialami seorang wanita di klinik kebidanan karena hubungan antara identifikasi faktor resiko dan keefektifan dari antenatal care terhadap hasil yang diinginkan belum terpenuhi.
Lehrman mengemukakan 8 konsep yang penting dalam pelayanan antenatal :
a. Asuhan yang berkesinambungan.
b. Keluarga sebagai pusat asuhan.
c. Pendidikan dan konseling merupkan bagian dari asuhan.
d. Tidak ada intervensi dalam asuhan.
e. Fleksibilitas dalam asuhan.
f. Keterlibatan dalam asuhan.
g. Advokasi dari klien.
h. Waktu.

Lehrman memberikan tehnik pada bidan tentang Asuhan Partisipatif kepada kliennya yaitu bidan dapat melibatkan klien dalam pengkajian, evaluasi dan perencanaan. Pasien atau klien ikut bertanggung jawab atau ambil bagian dalam pelayanan antenatal. Ke 8 komponen yang dibuat oleh Lehrman ini kemudian diuji cobakan oleh Morten (1991) pada pasien post partum.



Morten menambahkan 3 macam dalam teori Lehrman, yaitu :
a. Tehnik Terapeutik
Proses komunikasi sangat bermanfaat dalam proses perkembangan dan penyembuhan, misalnya :
1. Mendengar aktif.
2. Mengkaji.
3. Klarifikasi.
4. Humor.
5. Sikap yang tidak menuduh.
6. Pengakuan
7. Fasilitas
8. Pemberiam izin.
b. Pemberdayaan (Enpowerment).
Suatu proses memberi kekuasaan dan kekuatan. Bidan melalui penampilan dan pendekatannya akan meningkatkan kemampuan pasien dalam mengoreksi, memvalidasi, menilai dan memberi dukungan.
c. Hubungan Dengan Seksama (Lateral Relationship).
Menjalin hubungan yang baik dengan klien, bersikap terbuka, sejalan dengan klien sehingga bidan dan kliennya nampak akrab. Misalnya sikap empati atau berbagai pengalaman.

TEORI JEAN BALL (TEORI KURSI GOYANG).
Menurut Jean Ball, respon terhadap perubahan setelah melahirkan akan mempengaruhi personality seseorang dan dengan dukungan mereka akan mendapatkan sistim keluarga dan sosial. Persiapan yang sudah dilakukan bidan pada masa postnatal akan mempengaruhi respon emosial wanita terhadap perubahan akibat proses kelahiran tersebut.
Kesejahteraan wanita setelah melahirkan sangat tergantung pada personality atau kepribadian. Sistim dukungan pribadi dan dukungan dari pelayanan marenitas. Ball mengemukakan teori kursi goyang yang dibentuk 3 elemen :
a. Pelayanan maternitas.
b. Pandangan masyarakat terhadap keluarga.
c. Sisi penyangga atau support terhadap kepribadian wanita

B. MODEL KONSEPTUAL DALAM ASUHAN KEBIDANAN
Pengertian Model
Suatu model intinya adalah suatu analogi mewakili suatu ide secara simbolik Model Konseptual kebidanan bermanfaat sebagai suatu bentuk pedoman atau acuan untuk memberikan asuhan kebidanan. Praktik Kebidanan banyak dipengaruhi oleh Teori dan Model. Pada Bagian ini akan diuraikan beberpa model yang berpengaruh dalam praktik kebidanan.
Model Medikal
Model Medikal merupakan salah satu model yang dikembangkan untuk membantu manusia dalam memahami proses sehat dan sakit dalam arti kesehatan. Model ini lebih banyak digunakan dalam bidang kedokteran dan lebih berfokus pada proses penyakit dan mengobati ketidaksempurnaan. Yang Tercakup dalam model medical adalah :
* Berorientasi pada penyakit
* Menganggap bahwa akal/pikiran dan badan terpisah
* Manusia menguasai alam
* Yang tidak biasa menjadi menarik
* Informasi yang terbatas pada klien
* Pasien berperan pasif
* Dokter yang menentukan
* Tingginya teknologi menaikkan prestise
* Prioritas kesehatan individu dari pada kesehatan komunitas
* Penyakit dan kesehatan adalah domain dokter
* Pemahaman manusia berdasarkan mekanik dan bioengineering
Model medical ini kurang cocok untuk praktik kebidanan karena terlalu berorintasi apda penyakit dan tidak memberi kesempatan klien untuk menentukan nasibnya sendiri. Walaupun demikian kenyataannya masih banyak yang terpengaruh pada model medical ini. Berikut ini akan diberikan gambaran bagaimana perbedaan pandangan mengenai kehamilan sesuai model medical.
Model Medical:
• Normal dalam perspektif
• Kasus tidak biasa menjadi menarik
• Dokter bertanggung Jawab
• Informasi terbatas
• OutCome yang diharapkan :“Ibu dan bayi hidup dan Sehat”

Falsafah kebidanan terhadap Kehamilan Hal Fisiologis:
• Normal dalam antisipasi
• Setiap Persalinan Peristiwa Unik
• Wanita dan keluarga membuat keputusan
• Informasi diberikan tidak terbatas
• Outcome yang diharapkan :“Ibu dan bayi yang hidup dan sehat dan kepuasan akan kebutuhan individu”





1. Midwifery Care
Care dalam bahasa Inggris mempunyai arti Memelihara, Mengawasi, memperhatikan dengan sepenuhnya. Dihubungkan dengan kebidanan care disebut sebagai Asuhan. Bidan dalam memegang Prinsip Midwifery Care yaitu:
1. Mengakui dan mendukung keterkaitan antara fisik, psikis dan lingkungan kultur social
2. Berasumsi bahwa mayoritas wanita bersalinan ditolong tanpa intervensi
3. Mendukung dan Meningkatkan persalinan alami
4. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dilandaskan ilmu dan seni
5. Wanita punya kekuasaan yaitu berdasarkan tanggungjawab bersama untuk suatu pengambilan keputusan, tetapi wanita mempunyai kontrol atau keputusan terakhir mengenai keadaan dirinya dan bayinya
6. Dibatasi oleh hukum dan ruang lingkup praktik
7. Berprinsip Women Center Care
Women Centre Care
Yang dimaksud dengan Women Centre Care adalah Asuhan yang berorientasi pada Wanita”. Dalam Hal ini Bidan difokuskan memberikan dukungan pada wanita dalam upaya memperoleh status yang sama di masyarakat untuk memilih dan memutuskan perawatan kesehatan dirinya. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh suatu badan yaitu House of Commons Health Committee tahun 1992, disimpulkan bahwa terdapat permintaan yang meluas pada kaum wanita untuk memiliki pilihan yang lebih besar dalam menentukan jenis asuhan maternitas yang mereka dapatkan dan bahwa struktur pelayanan maternitas saat ini membuat mereka frustasi bukan memfasilitasi mereka.
Hasil penelitian ini menunjukkan pentingnya asuhan yang berorientasi pada wanita dimana mereka punya peran dalam menentukan pilihan sehingga terpenihi kebutuhannya dan timbul kepuasaan.
Hal tersebut juga menunjukkan bahwa Asuhan yang berorintasi pada wanita atau Women Centre Care amat penting untuk kemajuan Praktik kebidanan.
Women Center Care ini sangat sesuai dengan keinginan ICM (International Confederation Of Midwifery) yang tertuang dalam VISI nya, yaitu :
• Bidan memberikan asuhan pada wanita yang membutuhkan askeb
• Bidan mempunyai otonomi sebagai pemberi asuhan yang menghargai kerjasama team dalam memberikan asuhan untuk seluruh kebutuhan wanita dan keluarga
• Bidan memegang kunci dalam menentukan asuhan dimasa mendatang termasuk pelayanan kesehatan utama pada komunitas untuk seluruh wanita dan keluarga
• Bidan bekerjasama dengan wanita dalam memberikan asuhan sesuai dengan harapan wanita
Untuk dapat memberikan Care atau Asuhan yang baik terhadap wanita, bidan harus menerapkan hal-hal berikut ini :
• Lakukan Intervensi Minimal
• Memberikan asuhan yang komprehensif
• Memberikan asuhan yang sesuai kebutuhan
• Melakukan segala tindakan yang Sesuai dengan standar, wewenang, otonomi dan kompetensi
• Memberikan Informed Content
• Memberikan asuhan yang Aman, nyaman, logis dan berkualitas
• Menerapkan Asuhan Sayang Ibu
Yang dimaksud Asuhan sayang ibu ini adalah :
 Asuhan yang tidak menimbulkan penderitaan bagi ibu
 Ibu punya otonomi dalam setiap pengambilan keputusan
 Asuhan yang berorientasi dengan kebutuhan Ibu
 Memberdayakan ibu/wanita dan keluarga

2. Paradigma Sehat
Derajat kesehatan di Indonesia masih rendah, hal ini menuntut adanya upaya untuk menurunkannya. Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan, pemerintah membuat satu model dalam pembangunan kesehatan yaitu PARADIGMA SEHAT. Paradigma Sehat ini pertama kali dicetuskan oleh Prof. Dr.F.A Moeloek (Menkes RI) Pada Rapat Sidang DPR Komisi VI pada Tangal 15 september 1998.
Pengertian Paradigma Sehat
• Paradigma Sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau model pembangunan kesehatan yang bersifat holistik
• Melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersifat lintas sektor
• Upayanya lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan,
• Bukan hanya panyembuhan orang sakit atau pemulihan kesehatan
Perubahan Paradigma
• Paradigma sakit: upaya membuat orang sakit menjadi sehat
• Paradigma sehat: upaya membuat orang sehat tetap sehat
• Paradigma sehat mengutamakan: upaya promotif dan preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitative



Konsep Baru Tentang Makna Sehat
Sehat adalah sarana atau alat untuk hidup sehari-hari secara produktif.
1. Paradigma Baru Kesehatan
Setelah tahun 1974 terjadi penemuan bermakna dalam konsep sehat serta memiliki makna tersendiri bagi para ahli kesehatan masyarakat di dunia tahun 1994 dianggap sebagai pertanda dimulainya era kebangkitan kesehatan masyarakt baru, karena sejak tahun 1974 terjadi diskusi intensif yang berskala nasional dan internasional tentang karakteristik, konsep dan metode untuk meningkatkan pemerataan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
2. Upaya Kesehatan Program kesehatan yang mengutamakan upaya penyembuhan penyakit dalam jangka panjang dapat menjadi bumerang terhadap program kesehatan itu sendiri.
3. Kebijakan Kesehatan Baru
Perubahan paradigma kesehatan yang kini lebih menekankan pada upaya promotif-preventif dbandingkan dengn upaua kuratif dan rehabilitatif diharapkan merupakan titik balik kebijakan Depkes dal;am menangni kesehatan penduduk yang berarti program kesehatan yang menitik beratkan pada pembinaan kesehatan bangsa bukan sekedar penyembuhan penyakit.
4. Konsekuensi Implikasi dari Perubahan Paradigma
5. Indikator Kesehatan
Indicator-indikator kesehatan yang digunakan dewasa ini yaitu IMR,CDR, One Expectancy, masih cocok disebut sebagai indicator kesehatan penduduk.
6. Tenaga Kesehatan
Peranan dokter, dokter gigi, perawat dan bidan dalam upaya kesehatan yang menekankan penyembuhan penyakit adalah sangat penting. Pengelolaan upaya kesehatan dan pembinaan bangsa yang sehat memerlukan pendekatan holistic yang lebih luas, menyeluruh, dan dilakukan terhadap masyarakat secara kolektif dan tidak individual.


Strategi dan Sasaran Utama Pembangunan Kesehatan
Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional yang diupayakan oleh pemerintah. Dalam melaksanakan pembangunan kesehatan di tengah beban dan permasalahan kesehatan yang semakin pelik, dibutuhkan strategi jitu untuk menghadapinya.
Dalam mengatasi masalah kesehatan dapat digunakan beberapa strategi utama, antara lain:
1. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat.
Sasaran utama strategi ini adalah seluruh desa menjadi desa siaga, seluruh masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat serta seluruh keluarga sadar gizi.
2. Meningkatkan akses masyarakat tehadap pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Sasaran utama strategi ini adalah ; Setiap orang miskin mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu; setipa bayi, anak, dan kelompok masyarakat risiko tinggi terlindungi dari penyakit; di setiap desa tersedia SDM kesehatan yang kompeten; di setiap desa
3. Meningkatkan sistem surveillans, monitoring dan informasi kesehatan.
Sasaran utama dari strategi ini adalah : setiap kejadian penyakit terlaporkan secara cepat kepada desa/lurah untuk kemudian diteruskan ke instansi kesehatan terdekat; setiap kejadian luar biasa (KLB) dan wabah penyakit tertanggulangi secara cepat dan tepat
4. Meningkatkan pembiayaan kesehatan.
Sasaran utama dari strategi ini adalah : pembangunan kesehatan memperoleh prioritas penganggaran pemerintah pusat dan daerah; anggaran kesehatan pemerintah diutamakan untuk upaya pencegahan dan promosi kesehatan; dan terciptanya sistem jaminan pembiayaan kesehatan terutama bagi rakyat miskin.


Paradigma dan Konsep Baru Tentang Sehat
Pengertian paradigma sehat menurut Stepen R Covey dalam bukunya : “The Seven Habits of Highly Effective People” The word Paradigm comes from the Greek. It was originally a scientific term. And is more commonly used today to mean a model, theory, concept, perception orientation, assumption or frame of reference. In the general sense, is the way “see” the world, not interm of our visual sense of sight, but in term of perceiving, understanding and interpreting. Sedangkan pada tahun 1950-an definisi WHO tentang sehat adalah keadaan sehat sejahtera fisik, mental, sosial dan bukan hanya bebas dari penyakit dan kelemahan. Namun pada tahun 1980-an definisi WHO mengalami perubahan seperti yang tertera dalam UU Kesehatan No. 23/1992 dimana WHO memasukkan unsur hidup produktif sosial dan ekonomi di dalam pengertian tentang sehat.
Secara mikro dengan adanya Paradigma sehat maka Pembangunan kesehatan lebih menekankan pada upaya promotif dan preventif. Paradigma Sehat ini sangat penting karena :
*Paradigma sehat merupakan upaya untuk meningkatkan kesehatan secara proaktif.
*Mendorong masyarakat menjadi mandiri.
*Menyadarkan masyarakat pada pentingnya yang promotif dan preventif.

Paradigma Sehat ini merupakan model dalam pembangunan kesehatan tetapi juga dijadikan model dalam Asuhan Kebidanan, hal ini karena :
1. Dengan Paradigma sehat akan merubah cara pandang masyarakat tentang kesehatan termasuk kesehatan reproduksi, dan mendorong masyarakat menjadi mandiri dan sadar akan pentingnya upaya promotif dan preventif.
2. Mengingat paradigma sehat merupakan upaya untuk menurunkan derajat kesehatan di Indonesia yang utamanya dinilai dari AKI dan AKB, maka Bidan sebagai bagian dari tenaga yang turut bertanggung jawab terhadap menurunnya AKI dan AKB perlu menjadikan paradigma sehat sebagai model.
3. Paradigma Sehat merupakan suatu gerakan nasional sehingga Bidan pun harus menjadikan paradigma sehat sebagai model atau acuan.

Paradigma sehat dikatakan sebagai suatu perubahan sikap, orientasi atau MindSet, Beberapa pandangan yang berubah menjadi Paradigma Sehat, yaitu:
• Kesehatan sebagai kebutuhan yang bersifat pasif dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan bersifat aktif karena merupakan keperluan dan bagian dari HAM
• Kesehatan sebagai konsumtif dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan merupakan suatu investasi karena menjamin adanya SDM yang berproduktif secara sosial dan ekonomi
• Kesehatan hanya bersifat penanggulangan jangka pendek dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan bagian upaya pengembangan SDM berjangka panjang.
• Pelayanan kesehatan bukan hanya pelayanan medis dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan pelayanan kesehatan paripurna, dengan memandang manusia sebagai manusia seutuhnya
• Pelayanan kesehatan terpecah-pecah dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan terpadu
• Kesehatan hanya jasmani /fisik dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan mencakup mental dan social
• Fokus pada penyakit dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan tergantung segmen/permintaan pasar
• Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat umum dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan tanggung jawab juga masyarakat swasta (private)
• Kesehatan merupakan urusan pemerintah dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan juga menjadi urusan swasta
• Biaya kesehatan publik subsidi pemerintah dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan ditanggung bersama pengguna jasa
• Pembayaran biaya setelah pelayanan dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan dapat dibiaya dimuka (JPKM)
• Kesehatan berfungsi sosial dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan juga berfungsi ekonomi
• Pengaturan secara sentralis dirubah menjadi pandangan bahwa pengaturan desentralisasi
• Pengaturan secara top down dirubah menjadi pandangan bahwa pengaturan bottom up
• Birokratis dirubah menjadi enterpreuner
• Masyarakat dubutuhkan Peran sertanya, dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan Kemitraan



DAFTAR PUSTAKA

Estiwidani,Dwana.2008.Konsep Kebidanan.Yogyakarta:Fitramaya

Selasa, 10 Mei 2011

diabetes pada kehamilan

Penyakit gula dapat merupakan kelainan herediter dengan ciri insufisiensi atau absennya insulin dalam sirkulasi darah, konsentrasi gula darah tinggi, dan berkurangnya glikogenesis. Diabetes pada kehamilan menimbulkan banyak kesulitan. Penyakit ini akan menyebabkan perubahan-perubahan metabolik dan hormonal pada penderita yang juga dipengaruhi oleh kehamilan.sebaliknya, diabet akan mempengaruhi kehamilan dan persalinan. Frekuensi penyakit ini 0,3% sampai dengan 0,7%. Dugaan penyakit gula makin tinggi terjadi pada :
1. Umur penderita makin tua
2. Pada multipara
3. Penderita gemuk
4. Kelainan anak lebih besar dari 4000 gr
5. Riwayat kehamilan yang mengalami : sering meninggal dalam rahim, sering mengalami lahir mati, sering mengalami keguguran.
6. Bersifat keturunan
7. Pada pemeriksaan terdapat gula pada urine
Kejadian penyakit gula dalam kehamilan sering memberikan pengaruh yang kurang menguntungkan dan dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Pengaruh penyakit gula pada kehamilan :
a) Dapat terjadi gangguan pertumbuhan janin dalam rahim : terjadi keguguran, persalinan premature, kematian dalam rahim, lahir mati atau bayi besar
b) Dapad terjadi hidramnion
c) Dapat menimbulkan pre eklamsia dan eklamsia
2. Pengaruh penyakit gula pada persalinan :
a) Gangguan kontraksi otot rahim yang menimbulkan persalinan lama atau terlantar
b) Janin besar dan sering memerlukan tindakan operasi
c) Gangguan pembuluh darah plasenta yang menimbulkan asfiksia sampai lahir mati
d) Perdarahan post partum karena gangguan kontraksi otot rahim
e) Post partum muda terjadi infeksi
f) Bayi mengalami hipoglisemia post partum dan dapat menimbulkan kematian
3. Pengaruh penyakit gula pada kala nifas
a) Mudah terjadi infeksi post partum
b) Kesembuhan luka terlambat dan cenderung infeksi menyebar
4. Pengaruh penyekit gula terhadap janin :
a) Dapat terjadi keguguran, persalinan prematur, kematian janin dalam rahim (setelah minggu 36) dan lahir mati
b) Bayi dengan dismaturitas
c) Bayi dengan cacat bawaan
d) Bayi yang potensial mengalami kelainan syaraf dan jiwa
e) Bayi yang dapat menjadi potensial mengidap penyakit gula.

Rabu, 13 April 2011

Selamat Datang

Assalammualaikum wr.wb.
Selamat Datang semua... Semoga sehat selalu dan salam sejahtera...